Tuesday, January 28, 2020

Perkampungan Kusta Di Kalimantan Tengah


Perkampungan Kusta Kabulat

Hanya satu koloni kusta di provinsi Kalimantan Tengah yaitu Perkampungan Kusta Kabulat.
Telah dikunjung oleh penulis dalam rangka verifikasi tahun 2003.

Sejarah Singkat Perkampunan Kusta Kabulat.

Tidak ada dokumen yang ditemukan menceritakan tentang perkampungan kusta ini. Menurut Pak  Ticek A. Rahoi (berusia 85 tahun), pemimpin perkampungan, Perkampungan Kusta Kabulat didirikan dalam masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1940. Dr Kloke, seorang dokter Belanda adalah pelopor untuk pembentukan pemukiman. Selama waktu itu stigma dan leprophobia sangat tinggi di masyarakat. Banyak penderita kusta yang terisolasi di hutan. Dr Kloke mencoba untuk mengumpulkan dan untuk menjaga mereka. Untuk tujuan ini maka Dr Kloke membeli sekitar 25 HA lahan terletak di sepanjang sungai Kapuas di Desa Kabulat. Mereka membangun rumah-rumah, klinik dan gereja untuk pasien kusta. Menurut catatan ada sekitar 290 penderita kusta dalam perkampungan tsb. Sekitar 3 tahun kemudian Dr Kloke meninggalkan Indonesia, Dr Kam seorang dokter Jerman menggantikannya. Dr Kam memimpin perkampungan dengan dukungan dari gereja.

Setelah Indonesia merdeka, atas bantuan gereja dibangun 4 rumah (Rumah Panjang) untuk menggantikan rumah-rumah tua. Para Pendeta aktif mengumpulkan pasien dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Pasien kusta semakin banyak yang masuk. Gereja menyediakan bantuan jatah berupa setiap pasien dengan jatah bulanan terdiri dari: 20 kg beras, 4 kg gula pasir, 20 telur, 4 buah sabun, 4 kg ikan asin kering, 4 l minyak goreng, dan 2 kg kacang.

Selama periode presiden Soeharto, pemerintah mengambil alih pengelolaan pemukiman di bawah Depsos, tapi tanah masih milik gereja. Subsidi dari pemerintah menjadi kurang dan kurang. Jumlah penghuni tahun demi tahun berkurang, karena banyak pergi ke tempat lain untuk mencari nafkah dan meninggal karena usia tua. Pemerintah mendirikan Puskesmas termasuk klinik kusta sekitar 5 km dari pemukiman dan tak lama kemudian klinik di pemukiman ditutup. Setelah melaksanakan program MDT di sini, mereka semua telah dinyatakan RFT (sembuh).

Situasi pada waktu kunjungan:


Perumahan Kelarga mantan kusta Kabulat, 2003.


Sisa pasien mantan kusta dipemukiman tinggal 4 orang. Banyak orang yang sehat telah bergabung dengan mereka di perkampungan. Semua 4 mantan kusta mempunyai rumah keluarga sendiri, tinggal bersama anak-anak mereka yang sehat. Kami tidak bisa menemukan rumah panjang lagi. Tidak ada papan nama yang menunjukkan nama perkampungan kusta, Ransum dari pemerintah telah dihentikan sejak tiga tahun lalu. Jumlah orang sehat termasuk anak-anak dari pasien 46. Oleh karena itu jumlah penduduk 50 orang. Proporsi pasien mantan kusta adalah 8%. Mereka sudah dalam kondisi mandirian. Setiap pasien memiliki cukup lahan untuk pertanian.


KUSTA DI INDONESIA Daftar isi >>>