RSK Panda, 2003
Informasi Umum
Panda terletak di tepi pantai sekitar 7 km dari Bima ibu kota kab Bima. Sangat sedikit dokumen tertulis tentang RSK / koloni ini. Menurut pengamatan (tahun 2003), RSK Panda tidak seperti RS. Hanya berupa gedung dengan pelayanan klinik yang berada dalam perkampunga. Penghuni perkampungan total 52 orang, 16 OYPMK (orang yang pernah mengalami kusta). Sejak tahun 1998 tidak ada penderita kusta yang masuk lagi.
Layanan medis
Tidak ada pelayanan Rawat Inap, yang ada hanya berupa klinik rawat jalan, dijalankan oleh paramedis. Pustu (Pusat Kesehatan Pembantu) terdekat terletak sekitar 700 meter dari pemukiman, dijalankan oleh seorang paramedis, dan sesorang bidan. Penghuni Panda dapat menggunukan Pustu ini untuk penyakit umum, bila perlu merujuk, dapat dikirim ke Puskesmas terdekat yang lokasinya sekitar 12 km dari pemukiman atau merujuk ke RSU Bima yang lokasinya sekitar 10 km. Puskesmas dan RSU bersedia melayani OYPMK.
Riwayat hidup
Orang OYPMK telah diwawanicarai, dibawah ini adalah hasil wawanicara.
OYPMK-1:
Pria berusia 50 tahun
Saya lahir pada tahun 1952. Ketika saya berumur 20 tahun, saya melihat benjol-benjol kecil kemerahan dan penebalan kulit pada wajah dan telinga saya. Pada saat itu saya tidak punya cacat. Seorang paramedis di desa mengatakan saya kena kusta. Dia mengajak saya pergi ke Panda untuk mendapat pengobatan. Saya diterima tanpa persyaratan pada 1972. Saya diobati dengan DDS. Selama saya tinggal di RSK ini saya mengalami reaksi beberapa kali, diikuti dengan terjadinya cacat pada jari-jari tangan dan kaki. Masyarakat Bima sangat takut dengan kusta terutama orang Arab dan Cina. Saya pernah belanja ditoko, saya diusir.
Saat ini saya mendapat jatah bulanan dari pemerintah. Tapi itu tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari saya. Apa yang kita dapatkan sekarang jauh lebih sedikit dibandingkan sebelum krisis ekonomi. Saya harus bekerja keras untuk penghasilan tambahan. Saya beternak ayam, tapi saya punya masalah untuk menjualnya. Orang tidak suka membeli ayam jika mereka tahu itu diproduksi oleh seseorang terkena kusta. Tapi untungnya orang-orang yang sehat, tinggal bersama kami di pemukiman, mereka kami gunakan untuk menjual produksi kami kepasar dan belanja ke toko untuk keperlun kami. Saya menikah dengan seorang wanita yang terkena kusta dan memiliki satu anak. Anak saya sudah menikah dan tinggal di luar pemukiman. Meskipun saya hidup dengan kesulitan dalam pemukiman ini, saya tidak ingin kembali. Saya tidak punya apa-apa lagi di kampung saya.
OYPMK-2:
Wanita berusia 38 tahun
Saya lahir pada tahun 1964. Ketika saya berusia 18 tahun saya melihat banyak bercak merah-merah dan tidak merasa di badan saya. Saya pergi ke Puskesmas Cenggu untuk konsultasi. Paramedis dari Puskesmas mengatakan saya kena kusta. Paramedis itu mau membantu saya, dan mengirim saya ke RSK Panda. Saya diterima tanpa syarat apapun. Obat-obatan dan fasilitas semua gratis. Saya telah tinggal di pemukiman ini sejak 1982 sampai sampai sekarang. Saya menikah dengan seorang pria non-kusta, dan kami memiliki satu anak perempuan. Suami saya meninggal ketika putri saya berusia 6 tahun. Kemudian hidup saya menjadi lebih sulit. Saya menerima satu paket ransum per bulan dari pemerintah, tapi saya tidak mampu untuk menyekolahkan anak saya. Saya tetap mau tinggal di sini, tidak mau pulang ke kampung halaman.
KUSTA DI INDONESIA Daftar isi >>>