Wednesday, January 29, 2020

Perkampungan Kusat 'Cancar' , Flores NTT

Nama sebenarnya dari rumah sakit: Rumah Sakit St.Rafael Cancar.
Nama koresponden dan alamat: Pusat Rehabilitasi kusta & Cacat St Damian, Kotak pos 1, Cancar, Ruteng 86.551, Flores, NTT


Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat, St Damien, 2003


Inventarisasi  dilakukan pada tahun 2003

Tidak ada perkampungan kusta. Yang ada adalah RS rehabilitasi cacat.

Sejarah

Rumah sakit didirikan pada tahun 1966 melayani pasien penyakit umum, cacat dan kusta. Lokasi sekitar 17 km dari Ruteng ibukota kabupaten. Lembaga milik Santu Damian Yayasan Flores. Penggunaan nama Damian adalah untuk menghargai Mr. Damian, kebangsaan Belgia, adalah seorang misionaris membantu pasien kusta di pulau Molokai Hawaii. Dia juga mengalami kusta dengan dedikasi tinggi untuk membantu penderita kusta.

Fungsi pertama dari rumah sakit yang didirikan adalah untuk pelayanan penyakit umum seperti malaria, TBC, Kecacingan, gizi buruk dan sanitasi, dan diberi nama Rumah Sakit St Rafael.  Sr Virgula SSpS dulu adalah kepala rumah sakit, dialah pelopor yang mengunjungi desa-desa ke desa-desa untuk memotivasi pasien untuk datang ke RS sejak tahun 1965. Kenyataannya banyak pasien kusta ditemukan dan dibawa ke RS. Hal ini telah membuat pasien umum takut dan kurang berminat dimasukkan ke RS. Oleh karena itu dalam pengembangannya, fungsi rumah sakit digeser ke pusat rehabilitasi untuk pasien cacat dan kusta. Rumah sakit bekerja sama dengan tim ahli bedah dari Australia untuk pasien dengan cacat, dan dengan dokter dari Sitanala Tangerang untuk rehabilitasi fisik. Jumlah penderita kusta dirawat di rumah sakit tahun ke tahun tidak terdokumentasi dengan baik.


Penulis sebelah kanan Sr.Margaretha Venino,  
bejalan meninjau komplek RS, 2003

Saat ini ada 5 pasien mantan kusta dengan cacat parah tinggal di sini, 80 pasien non-kusta (handicap, miskin, orang tua atau jompo). Rumah sakit mempunyai lahan 1.3 hektar. RS dilengkapi fasilitas untuk terapi cacat, seperti teater, fisioterapi, hidroterapi, terapi okupasi, pelatihan kerja dll. Ada sekitar 100 tempat tidur untuk non-kusta dan 10 untuk penderita kusta. Tidak ada pemukiman kusta di sini. Beberapa tahun terakhir, tidak ada penderita kusta yang memerlukan rawat inap lagi.
Menurut Sr Margaretha Venino, rencana masa depan terus mengembangkan untuk pelayanan rehabilitasi termasuk rehabilitasi fisik orang pernah mengalami kusta (OYPMK).

KUSTA DI INDONESIA Daftar isi >>>