Saturday, January 25, 2020

Perkampungan Kusta Suka Pulih, Sumsel

Perkampungan ini adalah proyek pemukiman kembali dari Departemen Sosial pada tahun 1991. Letaknya sekitar 10 km dari Padamaran dan 35 km dari Kayu Agung ibukota kabupaten. Pada awalnya ada 50 pasangan mantan kusta bergabung di pemukiman ini. Setiap pasangan memperoleh satu rumah dan 2 hektar lahan. Pemerintah hanya memberi subsidi kepada mereka dengan ransum selama 3 bulan pertama. Saat ini pemukiman berada di bawah Pemerintah Kabupaten. Pada waktu inventarisasi (2003) ada 18 pasangan yang tinggal di sini. Yang lain telah pindah ke tempat lain. Total mantan kusta 84 orang. Yang sehat (non-kusta) sejumlah 313. Tak satu pun dari mereka yang mendapat pengobatan MDT lagi (sudah sembuh). Jumlah seluruh penghuni 397 orang, proporsi mantan kusta 21 %. Mereka semua sudah mandiri. Tidak ada lagi bantuan dari Pemerintah.

Perkebunan orang yang pernah mengalami kusta

Telah dilakukan wawanicara dengan 2 orang mantan kusta, tentang riwayat hidup mereka bagaimana sampai ke Suka Pulih. Di bawah ini adalah hasil wawanicara.

Riwayat hidup mantan kusta -1.

Saya lahir di Tangerang, pada tahun 1960. Ketika saya berumur 25 tahun, saya melihat timbul bercak-bercak seperti panu di muka, lengan dan kaki. Orang-orang di desa saya tahu bahwa tanda-tanda itu adalah kusta. Saya diperintahkan oleh kepala desa agar saya pergi berobat ke RS Sitanala, Saya ikuti perintah ini, maka pada tahun 1985 saya pergi RS Sitanala, dan saya terdianogsisi sakit kusta dan langsung diterima rawat inap tanpa membayar. Setelah 2 tahun, saya dinyatakan sembuh dan dipindahkan ke Desa Serba Guna (perkampungan kusta Sitanala). Saya menikah dengan seorang wanita yang juga mantan kusta. Pada tahun 1987 saya bergabung dengan program pemukiman kembali yang dilakukan oleh RS Sitanala. Program ini merupakan kerjasama dari tiga kementerian yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial dan Kementerian Dalam Negeri. Ada 100 pasangan dari Desa Serba Guna bergabung program dan pindah ke Margo Mulyo-I di Sumatera Selatan. Dr.M. Adyatma Dirjen PPM & PLP atas nama Menteri Kesehatan secara resmi  melepas kami dan mengucapkan selamat jalan dan selamat berjuang. Saya dan keluarga saya menerima rumah dan 2 hektar lahan di Margo Mulyo-I. Kita semua mendapat subsidi dari pemerintah selama 6 bulan pertama.

Kami bekerja keras untuk membangun kehidupan di Margo Mulyo-I. Sayangnya, kondisi Margo Mulyo-1 tidak mendukung impian kami. Kamia tidak bisa menanam padi atau tanaman lainnya, karenan sulit air. Oleh karena itu kami tidak bisa tinggal lebih lama di Margo Mulyo-I. kami memutuskan untuk pindah ke Suka Pulih pada tahun 1991. Kami mempunyai 3 orang anak sehat semua. Saya terpilih sebagai pemimpin pemukiman dan kami sekarang sudah mandiri, kami menanam sayuran, ubi kayu dan kami memiliki usaha peternakan ayam. Kami senang tinggal di sini, tapi sedikit khawatir karena kita tidak memiliki sertifikat resmi kepemilikan properti dari Pemerintah.

Riwayat hidup mantan kusta-2

Saya lahir di Lubuk Linggau Sumatera Selatan pada tahun 1957. Ketika saya berusia 23 tahun saya menyadari bahwa saya memiliki banyak bercak di muka dan kaki saya. Orang tua saya membawa saya ke RS Sitanala dan saya dirawat di rumah sakit karena saya punya penyakit kusta. Setelah dua tahun dirawat di rumah sakit saya dinyatakan sembuh. Saya tidak ingin kembali ke Lubuk Linngau, takut bahwa masyarakat akan menolak saya. Saya dipindahkan ke Desa Serba Guna dan menikah dengan seorang pria juga mengalami kusta. Saya dan keluarga saya bergabung dengan program pemukiman kembali dari Desa Serba Guna (sekitar RS Sitanala) ke Margo Mulyo-I. Setelah kami mencoba bekerja keras selama satu tahun di Margo Mulyo-I kami merasa bahwa tidak ada harapan untuk terus tinggal di sana. Oleh karena itu, pada tahun 1991 kami pindah ke pemukiman ini, Suka Pulih. Saya mengalami kehidupan yang sulit. Suami saya menceraikan saya tahun lalu. Saya menikah lagi dengan pria lain yang pernah mengalami kusta. Kondisi ekonomi kita sangat miskin. Kami tidak memeliki anak. Kami berkebun singkong dan sayuran lainnya untuk biaya sehari-hari. Kami berharap bahwa pemerintah bersedia untuk menyerahkan sertifikat kepemilikan terhadap rumah dan lahan yang kami miliki sekarang.

Catatan penulis.

Dari ceriat di atas, dua program pemukiman kembali yaitu Margo Mulyi-1  oleh Kemenkes dan Suka Pulih oleh Kemen Depsos.

Penghuni Margo Mulyo-1 telah pindah semua. Penghuni Suka Pulih juga ada yang pindah. Penghuni Margo Mulyi-1 ada yang pindah ke Suka Pulih. Berarti diantara mereka sesama manta kusta sangat berhubungan erat dan pada umumnya mereka adalah sudah pernah di rawat di RS Sitanala Tangerang.

Istilah yang tepat untuk ex-penderita kusta atau mantan kusta adalah "orang yang pernah mengalami kusta" (OYPMK). Istilah rekomendasi WHO adalah "Person affected by leprosy". Ini adalah konsekuensi logis, bahwak  penyakit kusta sekarang ini diperlakukan sama dengan penyakit lain. Misalnya orang sakit tipus, tidak disebut mantan tipus atau ex-penderita tipus, hal yang sama dengan penyakit lain... malaria, sakit kelamin, sakit kulit dll... tidak ada istialh ex-sakit kelamin, ex-malaria, ex-sakit kulit. Yang ada ialah "orang yang pernah mengalain sakit sakit malaria, sakit kelamin, sakit kulit dll.
KUSTA DI INDONESIA Daftar isi >>>