Saturday, January 25, 2020

Perkampungan Kusta Sungai Kundur

RSK Sungai Kundur, 2003

Perkampunan Kusta didirikan lebih awal daripada Rumah Kusta Sungai Kundur.
Pada tahun 1914 ada awak kapal yang sakit kusta. Kapten kapal mengisolasi dia di desa perkampungan kusta, Kembang Pumpung dari Kertapati, Seberang Ulu-I. Orang-orang di sekitarnya tidak suka menerima perkampungan kusta dan mereka memprotes keras. Kemudian masyarakat mendirikan perkampungan kusta untuk pasien kusta di Desa Mariana Banyuasin dan  diberi nama Sungai Kundur. Para pasien kusta di Kembang Pumpung kemudian dipindahkan ke Sungai Kundur.  Kemudian pada tahun 1918 didirikan RS Kusta di perkampungan kusta ini, dan diberi nama Rumah Sakit Sungai Kundur. Perkampungan Kusta terletak sekitar RSK, 30 KM dari Palembang dan 200 KM dari Sekayu (ibukota Kabupaten Musi Banyuasin). Saat kunjungan (2003) total penghuni perkampungan adalah 2010 (mantan kusta 98 dan orang sehat 1912  orang ).  Proporsi mantan kusta adalah 0,5%.

Biaya hidup:

Pemerintah Pusat mengalokasikan dana dalam bentuk ransum. Satu paket ransum terdiri dari beras 10 kg, gula 2 kg, minyak goreng 2 liter, telur 1 kg, susu 450 gram, kacang 1 kg, garam 500 gram dan sabun 1 perdamaian. Bantuan dikelola oelh Rumah Sakit, dan distribusikan dalam bentuk paket, satu paket perorang per bulan kepada mantan kusta yang memenuhi kriteria.

Riwayat hidup orang yang pernah mengalami kusta.

Saya melakukan wawanicara dengan 2 orang mantan kusta (orang yang pernah mengalmi kusta) yang tinggal sebagai penghuni Perkampungan Kusta.

Di-bawah ini adalah hasil wawanicara.

Orang Yang Pernah Mengalami Kusta-1

Pria berusia 69 tahun

Ketika saya berusia 12 tahun saya lihat ada bercak di pipi kiri dan penebalan daun telinga saya. Orang tua saya membawa saya ke Dr. Gani untuk konsultasi. Dokter menjelaskan kepada kami bahwa saya menderita penyakit kusta dan menyarankan saya untuk pergi ke RS Sungai Kundur untuk mendapat pengobatan. Saya dan keluarga saya shock mendengar diagnosis yang tak terduga. Saya dirawat di rumah sakit Sungai Kundur pada tahun 1948. Pada saat itu tidak ada syarat masuk RS dan tidak ada pembayaran. Tapi aturan rumah sakit harus diikuti:
- Berprilaku baik, kooperatif.
- Taat pada aturan pengobatan.
- Tidak boleh menikah sebelum sembuh.

Sejak saya dirawat di rumah sakit, orangtua saya maupun saudara-saudara saya tidak pernah datang menemui saya. Setelah beberapa tahun di RS  saya dinyatakan sembuh dan RS memindahkan saya ke perkampungan kusta Mariana. Saya mendapat rumah dan lahan untuk digarap. Saya beruntung, RS menerima saya bekerja di RS dan diangkat jadi pegawai (PNS) pada tahun 1953. Saya menikah dengan seorang wanita yg juga pernah mengalami kusta seperti saya pada tahun 1955. Kami punya satu anak yang sehat. Kami mampu menyekolahkan anak kami di sekolah umum. Istri saya bekerja sebagai guru matematika. Atas kehendak Allah, istri saya meninggal lima bulan yang lalu. Saya pensiun. Anak saya tinggal dengan saya. Gaji pensiunan dan ransum dari rumah sakit cukup untuk keperluan hidup. Kami memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Kami senang tinggal di sini. Kami tidak ingin meninggalkan desa ini.

Orang Yang Pernah Mengalami Kusta -2.

Pria berusia 50 tahun

Saya lahir di Tangerang pada tahun 1952. Ketika saya berusia 24 tahun, saya melihat bercak merah di wajah dan tubuh. Saya pergi ke RS Sitanala untuk konsultasi. Saya didiagnosis kusta dan langsung dimasukkan di RS pada tahun 1976. Setelah beberapa tahun saya dinyatakan sembuh. Pada tahun 1983 saya keluar dari rumah sakit dan pergi ke pemukiman kusta Sungai Kundur. Saya diterima tanpa syarat apapun. Pada tahun 1987 ada program pemukiman kembali mantan kusta, yang dilakukan oleh rumah sakit Sitanala. Saya melamar untuk bergabung dengan program pindah ke pemukiman Margo Mulyo-I, permohonan saya diterima. jadi saya pindah ke Margo Mulyo-I di provinsi Sumatera Selatan yang jaraknya 10 km dari RS Sungai Kundur.

Saya tidak mampu tinggal lama di Margo Mulyo I, karena tanah itu tidak baik untuk pertanian dan ketersediaan air sangat miskin. Pada tahun 1991 saya meninggalkan Margo Mulya-1 dan pindah ke kecamatan Padamaran. Suatu hari saya mengajukan permohonan ke  RS Sungai Kundur untuk bekerja sebagai tukang kebun dan di cleaning service. Untungnya saya diterima dan saya bekerja sejak tahun 1993. Saya bekerja di Sungai Kundur dan tinggal di pemukiman. Saya memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang di masyarakat sekitar, tapi saya masih memiliki perasaan rendah diri. Saya senang tinggal di sini.

RS Kusta Sungai Kundur
Beberapa tahun setelah kunjungan saya, nama rumah sakit telah berubah menjadi  RS Dr. Rivai Abdullah yang dibangun di sekitar koloni. Merupakan RS Regional Bagian Barat dengan biaya dari Pusat. Kondisi terbaru dapat dilihat dalam web RS Dr. Rivai Abdullah.

KUSTA DI INDONESIA Daftar isi >>>