Landipokki, tanda bintang nomer 8
Perkampungan kusta Landipokki berlokasi di kab Polewali bertetangga dengan Kab Majene, didirikan di bawah pemerintahan Belanda sebelum tahun 1945. Koloni Teppo di kabupaten Majene sudah terlalu penuh, maka didirikan Koloni Kusta Landipokki di kabupaten Polewali untuk menampung penderita yang datang dari pegunungan atau dari kabupaten lain.
Pada waktu itu, perkampungan jauh lebih besar dan lebih baik bila dibandingkan dengan saat sekarang. Pemerintah melatih penduduk untuk menjadi tenaga kesehatan, sehingga mereka sebagian bisa merawat diri mereka sendiri. Saat ini banyak orang sudah sembuh tetapi telah meninggal atau meninggalkan pemukiman. Namun, sekitar 70 orang yang pernah mengalami penyakit kusta (OYPMK) masih tinggal di Landipokki, dari total jumlah penduduk sekitar 150 orang. Penduduk yang sehat (80) adalah anak-anak, cucu-dalam beberapa kasus dengan istri dan suami mereka yang kawin dengan orang sehat.
Luas pemukiman sekitar 3,5 hektar dikelilingi oleh sawah dan perkebunan. Koloni seperti desa kecil di dilahan yang luas, tanpa batas lingkungan yang jelas. Oleh karena itu Landipokki terisolasi dari dunia di sekitar, jarak ke desa berikutnya adalah sekitar dua kilometer. Telah dibuat jalan dengan pengerasan batu menuju pemukiman yang bisa dilalui mobil. Pemukiman ini terletak kira-kira 35 KM dari kota Polewali.
Rumah-rumah di Landipokki seperti pada umumnya, rumah kayu tradisional. Kehidupan mereka sebagian besar kurang memadai. 48 keluarga yang tinggal di 33 rumah, yang berarti bahwa ada lebih satu keluarga dalam satu rumah. Listrik tidak tersedia, benr-benar ketinggalan dari desa lain. Untungnya ada sistim irigasi yang dapat mengairi sawah yang berarti sumber air juga untuk Landipokki. Petugas kesehatan kabupaten (wasor) membantu untuk membangun jamban keluarga dan penyediaan air bersih dengan cara tersendiri.
Setengah dari penderita kusta dari Landipokki hidup dari mengemis di Polewali atau kota-kota lain; sumber pendapatan lain adalah sedikit dari padi dan kebun, buruh membuat batu bata, tetapi tidak membawa banyak keuntungan karena kurangnya permintaan.
Penduduk lama yang terkena kusta, sudah selesai pengobatan, tapi masih ada pendatang baru dari waktu ke waktu, mencari pengobatan untuk sementara, tetapi tidak mau pulang dan tinggal di pemukiman. Mereka berasal dari daerah pegunungan, atau dari kabupaten lain dalam upaya menyembunyikan penyakit mereka dari keluarga dan teman-teman. Beberapa dari mereka ada yang mau kembali setelah pengobatan, tetapi ada yang tetap tinggal di Landipokki.
Untuk pindah ke pemukiman tidak memerlukan administrasi atau izin, cukup untuk melapor kepada kepala desa saja. Pendatang tinggal bersama salah satu keluarga lama, kemudian mereka dapat membangun rumah mereka sendiri. Orang yang meninggalkan Landipokki sebagian besar anak-anak yang sehat dari orang yang terkena kusta.
Landipokki adalah milik dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Polewali. Pemerintah tidak lagi memberikan bantuan kepada penghuni. Hanya selama ini bahwa Dr Rasydin, yang saat ini adalah direktur rumah sakit kusta di Daya /Makassar, dulu kepala dinas kabupaten mengalokasikan dana sebesar Rp 150.000 untuk semua penderita kusta setiap tiga bulan. Selain itu, pada tahun 1996 departemen sosial menyediakan 16 rumah baru, dan pada tahun 1999 membangun pembuatan batu bata.
Petugas berfoto bersama dengan penghuni
koloni kusta Landipokki (2003)
Layanan medis
Tidak ada tersedia fasilitas kesehatan di Landipokki. Sebuah bangunan kecil untuk kegiatan sosial dibangun beberapa tahun yang lalu dengan bantuan dari wasor kabupaten, tetapi tidak digunakan, kosong.
Sebulan sekali tim dari Puskesmas (juru kusta, perawat dan bidan) mengunjungi pemukiman untuk perawatan kesehatan kusta dan umum.
Riwayat hidup
2 oarng yang pernah mengalami kusta (OYPMK) telah di wawanicarai.
OYPM-1
Pria berusia 45 tahun
Saya lahir di Tinambung, di Kabupaten Polewali. Saya tumbuh sebagai anak yang sehat dan bahagia dan pergi ke sekolah sampai kls 3. Tapi kemudian saya melihat ada bercak-bercak seperti panu, tidak sakit dan tidak gatal pada kulit dan wajah saya yang agak aneh. Orang tua saya membawa saya ke dukun, yang memberi saya beberapa obat tradisional, tetapi tidak bisa sembuh, karena tidak sakit, saya tidak terlalu mikirkan. Saya tetap pergi kesekolah. Tetapi penyakit itu tambah jelas dan mengganggu. Sekali lagi saya pergi ke dukun dan minum obat-obat-obatnya. tapi penyakit semakin parah dan saya berhenti sekolah. Sebaliknya saya mulai bekerja sebagai pekerja kopra. Saya jelas merasa sakit pada tahun 70-an. Saya tinggal di Tinambung sampai tahun 1980, saya sudah tahu dari masyarakat bahwa saya sakit kusta, keadaan ku sudah acacat, saya merasa malu. Saya pergi ke Landipokki menemui saudara sepupu saya yang sudah tinggal di sana. Saya diterima tinggal bersama saudara sepupu saya dan saya mendapat DDS untuk beberapa tahun lamanya. Saya senang tinggal di sini dan saya kawin dengan seorang gadis yang tinggal bersama di perkampungan Landipokki. Sekarang kami sudah mempunyai anak 6 orang sehat semua.Keluarga saya di Tinambung masih mengunjungi saya, atau kadang-kadang saya pergi untuk melihat mereka. Saya tidak ingin hidup di tempat lain, segaimana teman-teman lain yang sakit kusta, kami senang hidup bersama di perkampungan ini.
YPMK-2
Orang tua 39 tahun
Saya lahir pada tahun 1964 di Tangelang, sebuah desa di sekitar Landipokki. Keluarga kami kemudian pindah ke Mapilli, desa lain di dekatnya. Saya tidak pernah pergi kesekolah. Ketika saya masih berumur 18 tahun, saya melihat ada bercak-bercak dikulit saya. Saya tahu apa itu, karena adik saya punya gejala yang sama dan ia pada saat itu sudah tinggal di Landipokki, perkampungan untuk kusta. Saya mendatanginya dan meminta untuk memberi saya beberapa obat ia terima dari dokter, saya pikir itu DDS. Selama 12 tahun berjalan, kami berbagi obat ini, tapi saya tidak tinggal di Landipokki, saya masih tinggal di Mapilli. Namun, kondisi saya semakin memburuk, tangan saya cacat dan luka di kaki saya. Akhirnya, saya pikir lebih saya meninggalkan kelurga dan hidup dengan saudara sepupu di Landipokki. Sebetulnya keluarga saya dapat menerima saya, dan tidak merasa takut. Tapi saya merasa membemani keluaraga lebih baik tinggal di Landipokki, saya masuk tahun 1995. Kemudian saya mendapat obat MDT dan dinyatakkan sudah sembuh.
Timbul masalah lain, tidak ada pekerjaan, ada lahan pertanian yang diberikan kepada orang sebelumnnya, saya tidak mendapat bagian lagi.
Bekerja membuat batu bata tidak membawa keuntungan hanya cukup hidup pas-pasan. Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untungnya keluarga saya di luar Landipokki selalu membantu saya. Saya tidak punya istri tapi berharap untuk menemukan seorang wanita yang mau menikah dengan saya.
Saya lahir pada tahun 1964 di Tangelang, sebuah desa di sekitar Landipokki. Keluarga kami kemudian pindah ke Mapilli, desa lain di dekatnya. Saya tidak pernah pergi kesekolah. Ketika saya masih berumur 18 tahun, saya melihat ada bercak-bercak dikulit saya. Saya tahu apa itu, karena adik saya punya gejala yang sama dan ia pada saat itu sudah tinggal di Landipokki, perkampungan untuk kusta. Saya mendatanginya dan meminta untuk memberi saya beberapa obat ia terima dari dokter, saya pikir itu DDS. Selama 12 tahun berjalan, kami berbagi obat ini, tapi saya tidak tinggal di Landipokki, saya masih tinggal di Mapilli. Namun, kondisi saya semakin memburuk, tangan saya cacat dan luka di kaki saya. Akhirnya, saya pikir lebih saya meninggalkan kelurga dan hidup dengan saudara sepupu di Landipokki. Sebetulnya keluarga saya dapat menerima saya, dan tidak merasa takut. Tapi saya merasa membemani keluaraga lebih baik tinggal di Landipokki, saya masuk tahun 1995. Kemudian saya mendapat obat MDT dan dinyatakkan sudah sembuh.
Timbul masalah lain, tidak ada pekerjaan, ada lahan pertanian yang diberikan kepada orang sebelumnnya, saya tidak mendapat bagian lagi.
Bekerja membuat batu bata tidak membawa keuntungan hanya cukup hidup pas-pasan. Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untungnya keluarga saya di luar Landipokki selalu membantu saya. Saya tidak punya istri tapi berharap untuk menemukan seorang wanita yang mau menikah dengan saya.
KUSTA DI INDONESIA Daftar isi >>>