Keadaan koloni kusta Kuala Keretau Barat setelah tsunami 2004.
Nama asli leprosaria adalah Koloni Kusta Kuala Keretau, kemudian diubah menjadi Kuala Keretau Barat. Perkampungan tidak ada lagi, sudah disapu tsunami.
Bekas perkampungan Kuala Keretau Barat, setelah tsunami
Sejarah Koloni Kusta
Kuala Keretau terletak di Kemukiman Mayang, Jerat, Kecamatan Tanah Pasir. Terletak sekitar 25 KM dari Lhoksemawe ibukota kabupaten Aceh Utara.
Tidak ada dokumen yang ditemukan tentang sejarah koloni kusta. Sejarah Koloni Kusta dinyatakan berdasarkan wawancara dengan Pak Tengku M. Yusuf, salah seorang pemuka dari penghuni barak.
Koloni Kusta dibangun oleh Belanda. Tanah disediakan oleh Pemerintah. Rumah-rumah dan biaya hidup disediakan oleh Belanda. Selama pendudukan Jepang biaya hidup diteruskan. Menurut cerita orang, Jepang mengeluarkan peraturan yang sangat ketat. Penderita kusta tidak diizinkan untuk pergi keluar dan orang normal tidak diperbolehkan masuk koloni kusta. Mereka membangun dinding pemisah di sekitar koloni kusta.
Setelah kemerdekaan Indonesia, koloni Kusta diserahkan kepada Wedana Lhoksemawe. Koloni Kusta dibuka, terintegrasi untuk orang normal. Ada 35 pasangan dengan 42 jiwa. Semua dari mereka adalah (mantan) penderita kusta. Sejak tahun 1965 pemerintah tidak memberikan biaya hidup lagi. Beberapa dari mereka meninggalkan koloni kusta beberapa dari mereka meninggal. Menurut catatan jumlah kusta menurun menjadi 15 pasien. Selama periode Presiden Soeharto, pemerintah menyediakan ransum dalam bentuk paket terdiri dari beras, kopi, teh, gula, ikan asin, sabun, dan minyak goreng. Kemudian jumlah pasien dan orang sehat meningkat pada koloni.
Selama periode Presiden Abdurrahman Wahid, ransum diubah menjadi uang. Setiap pasien kusta mendapat Rp 10.000 per bulan. Di Tanah Puskesmas Pasir, tercatat 219 jiwa pada tahun 2004. Sebelum tsunami ada 27 penderita kusta, setelah tsunami tinggal 11. tercatat 47 pasangan terdiri dari 156 penduduk dalam koloni tsb. Berdasarkan angka ini ada 63 orang meninggal atau hilang, di antara mereka 16 adalah penderita kusta.
Barak penampungan umum, belum dihuni sampai pada waktu kunjungan.
Takut bertetangga dengan barak kusta?
Barak khusus menampung penghuni Perkampungan Kusta Kuala Keretau Barat
Beberapa dari mereka mengatakan bahwa mereka bosan tinggal di barak, terutama perempuan. Mereka mendapatkan bantuan dari pemerintah sama dengan pengungsi lainnya. Sebelum tsunami pada umunya pekerjaan mereka adalah laki-laki mengkap ikan dan perempuan menganyam tikar.
Mereka berharap agar dapat bantuan untuk modal menangkap ikan dan menganyam tikar.
KUSTA DI INDONESIA Daftar isi >>>