Wednesday, January 29, 2020

RSK 'Toto' Dengan Perkampungan Kusta, Provinsi Gorontalo


Informasi umum

Rumah sakit ini didirikan pada tahun 1945 mempunyai lahan 8 hektar. Lokasi sekitar 21 km dari ibu kota kabupaten Kabila dan sekitar 6 km dari ibukota provinsi Gorontalo. RS dan Perkampungan Kusta ini milik kabupaten Kabila. Pada waktu kunjungan, jumlah orang pernah mengalami kusat (OYPMK) 51 orang, (29 laki-laki dan 22 perempuan) terdiri dari 37 pasangan dan jumlah anak 8 anak, sehat emua. Mereka semua sudah RFT (sembuh), tidak perl minun MDT lagi. Total penduduk perkampungan adalah 59, maka proporsi OYPMK adalah 86%. Pada tahun 1990 perkampungan dan RS tidak lagi menerima penderita kusta baru. Beberapa dari mereka tinggal di bangsal (tidak untuk perawatan medis, tapi untuk indikasi sosial), beberapa di rumah-rumah diperkampungan. Biaya hidup mereka berasal bantuan pemerintah berupa ransum yg diterima setiap 3 bulan, (satu orang mendapat 1 paket) disamping itu mereka dapat  mengolah tanah dari RS.

Layanan medis

RS mempunyai 60 tempat tidur, tidak difungsikan lagi sejak tahun 1998. Ada sebuah klinik yang melayani orang-orang yang pernah mengalami kusta dan untuk orang-orang dari masyarakat umum. Ada 2 perawat dan 2 dokter untuk menjalankan klinik sehari-hari ini.



Riwayat hidup

Dua orang OYPK diwawanicarai tentang riwayat hidup mereka kenapa sampai berada di perkampungan kusta.

OYPMK-1: 
Pria berusia 57 tahun


Saya lahir di kota Gorontalo. Ketika saya berumur 16 tahun saya sangat suka bermain sepak bola. Suatu hari saya sakit dan pergi berobat ke seorang paramedis di desa.  Paramedis mengatakan kepada saya bahwa ia menemukan beberapa bercak di kulit lengan saya, kemerahan dan menebal pada daun telinga. Dia memberi saya pengobatan untuk pilek dan menyarankan saya untuk pergi ke RSK Toto  untuk konsultasi. Saya tidak mengikuti saran tersebut. Satu tahun kemudian penyakit saya memburuk. Semua bercak kelihatan aktif, dan tampak sangat jelas. Seorang tetangga mengatakan kepada saya bahwa menurut dia saya punya penyakit kusta dan ia juga menyarankan saya untuk pergi RSK Toto. Saya dan keluarga saya terkejut; orang-orang mulai menghindari saya.
Akhinya saya pergi RSK Tato pada tahun 1962. Tidak ada syarat untuk masuk, semua obat dan pengobatan yang diberikan secara gratis. Pada tahun 1970 saya dipindah ke perkampungan kusta dekat rumah sakit. Satu tahun kemudian saya menikah dengan seorang wanita yg juga pernah mengalami kusta. Kami memiliki dua anak, anak pertama mendapat kusta, namun ia diobati dengan baik, dan sudah sembauh. Anak kedua sehat.

Kami memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang yang tinggal di dalam dan sekitar pemukiman. Kami memiliki pendapatan yang cukup untuk biaya hidup kami. Selain sumbangan dari pemerintah kami memiliki penghasilan tambahan dengan memproduksi tungku tanah liat. Banyak orang berminat dengan tungku tanah liat. Kami senang tinggal di sini. Kami tidak memiliki apa-apa lagi di tempat asal dan orang di sana masih takut kusta.

OYPMK-2: 
Wanita berusia 40 tahun

Saya lahir pada tahun 1962. Ketika saya berusia 5 tahun orang tua saya melihat bahwa beberapa bercak muncul di anggota badan saya. Orang tua saya membawa saya untuk berkonsultasi dengan paramedis di desa. Dia membuat beberapa tes kulit dan menemukan bercak yang mati rasa ( anestesi). Saya didiagnosis kusta dan menyarankan untuk pergi ke RSK Toto. Kami terkejut mendengar diagnosis karena kami tahu bahwa kusta tidak bisa disembuhkan. Saya diberhentikan dari sekolah, dan orang-orang menghindari saya.

Saya memiliki seorang paman yang juga dirawat di RSK Toto. Dia sangat menyarankan saya untuk dirawat di RSK Toto. Pada tahun 1968 paman saya datang untuk menjemput saya dan sejak itu saya tinggal di RSK Toto untuk perawatan.
Setelah 5 tahun di rumah sakit saya dan paman saya  pindah ke perkampungan kusta Toto.  Ketika saya berusia 18 tahun saya menikah dengan seorang pria OYPMK. Kami memiliki 2 anak. Suami saya membuat tungku tanah liat untuk tambahan biaya hidup selain mendapat jatah dari Pemerintah. Namun pengasilan itu tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya sekolah. Situasi ekonomi kita menjadi lebih buruk ketika suami saya harus berhenti bekerja karena ia menderita stroke. Kita harus menyerahkan diri kepada Allah dan tidak memiliki rencana. Kita harus menerima apa pun Pemerintah akan lakukan untuk kita. Saudara-saudara kami dikampung tidak akan mau menerima kami dan kami juga tidak ingin mengganggu mereka.

Pemeriksaan cacat.

Pada kunjungan ini dilakukan juga pemeriksaan cacat untuk mengetahu tindakan medis apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan fungsi yang cacat.



Dr. Yamin Hasibuan sedang memeriksa jari-jari kiting di RSK Toto (2003)

KUSTA DI INDONESIA Daftar isi >>>